Halaman

Minggu, 23 Januari 2011

Pola Hidup Yang Aman Untuk Penderita Ginjal Kronis

Pasien yang mengalami gagal ginjal saat ini semakin meningkat seiring berubahnya pola hidup masyarakat di kota besar yang kurang banyak mengkonsumsi makanan berserat. Hal ini dibuktikan semakin banyaknya pasien yang melakukan cuci darah di beberapa rumah sakit umum dan swasta . Demikian disampaikan Dokter Spesialis Urologi UGM Prof dr Prawito Singodimedjo, SpB SPU kepada wartawan usai Launching Buku Karya Dosen FK UGM, Jumat (25/1) di Fakultas Kedokteran UGM. Dengan gaya hidup yang tepat, ginjal dapat dipelihara agar tetap sehat. Berbagai gaya hidup yang perlu diperhatikan penderita PGK di antaranya adalah:

Pengaturan Makanan dan Minuman (Diet)
Makanan dan minuman penting bagi setiap orang, tapi lebih penting lagi pada penderita PGK. Mengapa? Saat ginjal mengalami gangguan/kerusakan, zat-zat sisa metabolisme dan cairan yang berlebihan dan tidak diperlukan akan terganggu pembuangannya sehingga menumpuk di dalam darah. Tergantung dari berat ringannya penyakit, penumpukan ini dapat menimbulkan berbagai keluhan yang mengganggu mulai dari mual, muntah, pembengkakan (edema) dan sebagainya. Dengan membatasi dan mengatur jumlah dan jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh, zat-zat sisa dan cairan akan lebih sedikit menumpuk dalam darah sehingga keluhan berkurang dan tubuh lebih nyaman. Ini adalah 5 hal basic yang harus menjadi perhatian:

A. Mengurangi Asupan Protein (khusus bagi penderita PGK non dialisis secara rutin).
• Mengapa?
Tubuh kita membutuhkan protein dalam jumlah yang cukup. Protein berguna antara lain untuk membangun tubuh dan memperbaiki jaringan (misalnya otot-otot) yang mengalami kerusakan. Penggunaan protein dalam tubuh menghasilkan zat sisa berupa zat urea, yang biasanya akan dibuang keluar dari tubuh oleh ginjal yang sehat. Namun, ginjal yang mengalami gangguan akan mengalami kesulitan membuang zat urea dari dalam tubuh. Sebagai akibatnya, terjadi penumpukan urea dalam darah, menimbulkan apa yang disebut peningkatan Blood Urea Nitrogen atau BUN. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengurangi asupan protein. Meskipun perlu dibatasi, namun penderita PGK tetap membutuhkan asupan protein agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Karena itu, pembatasan asupan protein tidak sekedar hanya 'mengurangi' saja melainkan perlu diatur oleh dokter/ahli gizi yang kompeten. Secara umum, pengaturan asupan protein dilakukan berdasarkan kadar GFR penderita PGK yang bersangkutan, dengan mengikuti contoh sbb:


                              Pembatasan Asupan Protein pada PGK1
GFR (mL/menit)                            Asupan protein (g/kg BB/hari)
>60 ---------------------------->    Pembatasan protein tidak dianjurkan

25-60 -------------------------->    0.6 - 0.8 g/kg BB/hr, termasuk > 0.35 g/kg BB/hr protein dengan nilai biologis tinggi.

5-25 --------------------------->    0.6 - 0.8 g/kg BB/hr, termasuk > 0.35 g/kg BB/hari protein dgn nilai biologis tinggi atau tambahan 0.3 g asam amino esensial atau asam keton.

<60 (Sindrom Nefrotik) -------->    0.8 g/kg BB/hr (ditambah dengan 1g protein/g proteinuria atau 0.3 g/kg BB tambahan asam amino esensial atau asam keton)

Referensi:
1. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo AWdkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Juni 2006.


• TIPS Mengatur Asupan Protein
Tubuh penderita PGK lebih sanggup menggunakan jenis protein dengan nilai biologis yang tinggi. Oleh karena itu, dalam memilih jenis protein yang dikonsumsi, dianjurkan untuk mengikutsertakan protein dengan nilai biologis tinggi tersebut, seperti ayam, ikan, daging tanpa lemak, susu dan keju.

B. Mengurangi Asupan Garam
• Mengapa?
Garam (natrium) bersifat menahan air. Jika Anda mengurangi asupan garam, cairan dalam tubuh juga tidak terlalu banyak menumpuk, pembengkakan tangan dan kaki yang sering terjadi manakala cairan tubuh berlebihan juga akan berkurang, dan kerja jantung serta paru-paru juga menjadi lebih ringan sehingga mengurangi keluhan sesak dan sulit bernapas. Selain itu, jika Anda mengurangi garam, rasa haus juga akan berkurang sehingga otomatis tidak terlalu banyak minum air.

• TIPS Mengurangi Asupan Garam
1. Cek label makanan di supermarket jika akan membeli makanan. Pilih makanan yg tidak terlalu banyak mengandung natrium/sodium (sebaiknya kurang dari 400mg natrium/saji).
2. Perbanyak konsumsi makanan yang segar dari alam seperti sayur atau buah. Hindari makanan kaleng atau makanan instan. Gunakan gelas berukuran kecil agar Anda tidak minum terlalu banyak.
3. Kurangi garam dalam makanan yang akan dikonsumsi. Gunakan bumbu lain seperti bawang, jeruk nipis, kayu manis, dan lain sebagainya untuk memberi rasa masakan agar tidak terlalu tawar.
4. Jika menggunakan pengganti garam, pilihlah yang tidak mengandung kalium.

C. Mengurangi Asupan Air/Cairan
• Mengapa?
Ginjal yang sehat dan berfungsi normal akan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, termasuk jumlah cairan yang dibuang melalui air kencing. Jika ginjal rusak/terganggu, pengaturan ini akan terganggu. Karena itu, cairan perlu diatur, dan jika perlu dikurangi (sesuai anjuran dokter).


• TIPS Mengurangi Asupan Air/Cairan
1. Isap-isap potongan jeruk lemon, permen asam/permen karet untuk membasahi mulut agar tidak terlalu kering/haus.
2. Minumlah hanya jika benar-benar haus saja.
3. Kurangi makanan yang terlalu asin agar tidak mudah haus.
4. Jangan terlalu banyak mengonsumsi biskuit atau kraker atau camilan yang terlalu asin.
5. Jika Anda penderita diabetes, Anda juga perlu mengontrol kadar gula darah agar tidak terlalu tinggi. Kadar gula darah tinggi juga membuat Anda lebih mudah haus.


D. Mengurangi Asupan Kalium
• Mengapa?
Kalium adalah sejenis mineral yang dibutuhkan tubuh dan bisa kita peroleh dari makanan. Seperti halnya garam natrium dan air, kalium juga diatur kadarnya dalam tubuh oleh ginjal. Karena itu, ginjal yang rusak dapat berakibat kadar kalium dalam darah meningkat, sehingga pembatasan kalium dari makanan mungkin diperlukan agar kadar kalium tidak berlebihan. Kadar kalium yang berlebihan dapat menimbulkan masalah seperti gangguan irama jantung yang dapat berakibat fatal.

• TIPS Mengurangi Asupan Kalium
1. Baca label makanan untuk mengetahui jumlah kalium yang terkandung, dan batasi konsumsi makanan yang mengandung kalium dalam jumlah tinggi (misalnya bayam, tomat, kentang, pisang, kacang yang dikeringkan, dan jeruk).
2. Merebus makanan bertepung seperti kentang dengan air tawar yang banyak dapat mengurangi jumlah kalium yang terkandung di dalamnya. Jangan lupa tiriskan dan buang air rebusan sebelum dihidangkan.

E. Mengurangi Asupan Fosfat
• Mengapa?
Produk susu (susu, keju, dan yogurt), kacang-kacangan kering, dan coklat, mengandung fosfat dalam jumlah banyak. Konsumsi makanan tersebut dapat meningkatkan kadar fosfat dalam darah. Jika kelebihan ini tidak dapat dibuang sepenuhnya oleh ginjal, dapat berefek memperlemah tulang-tulang di dalam tubuh.


• TIPS Mengurangi Asupan Fosfat
Dokter mungkin meresepkan obat pengikat fosfat untuk membantu tubuh mengurangi kadar fosfat yang berlebihan. Obat ini sebaiknya dikonsumsi bersama makanan untuk mencegah diserapnya fosfat ke dalam peredaran darah, sehingga kadar fosfat tidak meningkat. Namun, kebutuhan nutrisi dan cairan setiap orang tidak selalu sama. Karena itu, selalu konsultasikan pada dokter atau ahli gizi untuk mengetahui pengaturan gizi yang tepat bagi Anda. Anda mungkin sudah diberitahu oleh dokter mengenai jumlah kebutuhan minum harian Anda. Bawalah tempat air yang berisi air dalam jumlah sesuai yang Anda butuhkan untuk hari itu, dan minumlah hanya dari tempat air itu saja, sehingga Anda dapat mengontrol jumlah air yang diminum dan tidak minum berlebihan.

Semoga bermanfaat.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar