Halaman

Sabtu, 24 Maret 2012

padi

Mari lanjutkan yang kemarin ngebahas masalah padi

Keanekaragaman tipe beras/nasi

Padi pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

Padi wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.


Aspek budidaya
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

* Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.
* Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.
* Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
* Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.

Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.



Hama dan penyakit

Hama-hama penting
* Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
* Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
* Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
* Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
* Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
* Lembing hijau (Nezara viridula)
* Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
* Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
* Lalat bibit (Arterigona exigua)
* Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
* Tikus sawah (Rattus argentiventer)

Penyakit-penyakit penting
* blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
* hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)


Pengolahan gabah menjadi nasi
Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:

* sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
* bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan
* dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).


Produksi padi dan perdagangan dunia

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.


Produsen padi terbesar — 2005 (juta metrik ton)
* Republik Rakyat Cina = 185
* India = 129
* Indonesia = 54
* Bangladesh = 40
* Vietnam  = 36
* Thailand  = 27
* Myanmar = 25
* Pakistan = 18
* Filipina = 15
* Brasil = 13
* Jepang = 11
Total Dunia = 700

Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)


Aspek budaya dan bahasa

Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya

* Padi ditanam tumbuh lalang
* Padi masak, jagung mengupih
* Bagai ayam mati di lumbung padi



Referensi

1. ^ Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta, 1984. Hal. 2503
2. ^ situs Gramene.org
3. ^ Focus 25, 2007
4. ^ Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes and classification of asian rice varieties. Theor. Appl. Genet. 74:21—30.
5. ^ a b Garris, A.J. (2004). "Genetic structure and diversity in Oryza sativa L.". Genetics 169: 1631-1638. doi:10.1534/genetics.104.035642.
6. ^ Zohary D., Hopf, M. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford University Press, Oxford.


selesai ya..

Kamis, 22 Maret 2012

Padi

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras



PERTELAAN

Ciri - ciri umum
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae).

Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.


Reproduksi
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.

Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.

Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endosperm. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).

Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.

Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati Rice' dari India utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.

Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.

Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.

Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.

Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A).



KEANEKAANRAGAMAN

Keanekaragaman genetik
Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.

Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.

Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim.[Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika" dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.

Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon. Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.


Keanekaragaman budidaya

Padi gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

bersambung ya.....

Selasa, 20 Maret 2012

Beras Organik dan Beras Aroma Khas Karawang

Kabupaten Karawang akan mengembangkan beras organik dan beras aroma yang memiliki cita rasa khas Karawang. Rencana tersebut pun sudah dimulai dengan pengembangan yang dilakukan oleh Pusat Pelatihan Petani Pedesaan Swadaya (P4S) Bale Pare di Kecamatan Rawamerta.

Demikian disampaikan Bupati Karawang, Ade Swara di sela-sela acara penanaman pohon bersama Ibu Negara, Ani Yudhoyono di Cipule, Ciampel, Karawang, Jumat (2/12).

"Upaya tersebut saat ini tengah dikembangkan P4S Bale Pare yang merupakan salah satu dari enam P4S yang dibina dan difasilitasi oleh Badan Penyuluhan Kab. Karawang," katanya.

Selain menciptakan ikon beras organik Karawang, kata Ade, Bale Pare dalam perjalanannya juga telah berhasil meraih Anugerah Inovasi Jawa Barat 2011 dari Gubernur Jawa Barat atas pengembangan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Padat (POP).

"Untuk mendukung pemasarannya Badan Penyuluhan bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat ini juga tengah menjajaki upaya pembangunan outlet/stand produk Karawang dalam setiap event kebudayaan dan pariwisata dan nanti akan dipamerkan setiap ada event-event di Karawang," ucapnya.

Lebih lanjut Ade mengatakan Badan Penyuluhan Pertanian Karawang, saat ini juga telah memiliki lima unit kendaraan penyuluhan berbasis internet guna melakukan penyuluhan cyber extension.

"Masing-masing kendaraan ini dilengkapi oleh tujuh unit internet serta alat bantu penyuluhan yang dapat memudahkan para petani dalam menerima ilmu dan mempraktekannya di lapangan," tuturnya.(PR)

Senin, 19 Maret 2012

Cara Kerja Kunyit Mencegah Pikun

Kunyit juga merupakan salah satu pewarna pada makanan seperti keju, mustar, dan mentega. Yang tak kalah menarik, para peneliti kini menemukan bahwa kandungan yang ada pada kunyit ternyata banyak berguna bagi tubuh. Diantaranya;

* University of Texas menemukan bahwa curcumin (kandungan dalam kunyit) bisa menghambat pertumbuhan melanoma dan memperlambat penyebaran kanker payudara.

* Beberapa dokter memiliki teori bahwa kunyit, yang banyak digunakan dalam makanan kari adalah salah satu penyebab mengapa rating penyakit Alzheimer di India amat jarang. Hanya seperempat dari penderita di AS.

* Riset di Italia menemukan, para penderita osteoarthritis yang mengasup suplemen dengan bahan dasar kunyit mengalami perbaikan sebanyak 58 persen dalam hal rasa sakit dan kekakuan.

* Menurut University of Maryland, kunyit juga membantu pasien yang mengalami masalah ulcerative colitis.

* Studi lain juga menunjukkan, kunyit bisa menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.

* Dalam pengobatan China dan Ayurveda, kunyit digunakan juga untuk membantu mengatasi masalah pencernaan, pembersihan ginjal, dan membantu memperbaiki siklus menstruasi.

* Riset di University of South Dakota menemukan bahwa sel kanker yang tereskpos curcumin ternyata bisa lebih responsif terhadap kemoterapi dan radiasi.

* Dipercaya pula kunyit bisa memperlambat progres penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis. Di negara-negara yang banyak menggunakan kunyit dalam makanan, seperti India dan China, penyakit-penyakit semacam ini amat jarang ditemukan.

* Dalam pengobatan tradisional, bubuk kunyit yang dibuat menjadi pasta digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, dan alergi.

* Kunyit adalah bumbu yang termogenik, menimbulkan panas, sehingga bisa membantu menurunkan berat tubuh.
Keberadaan kunyit sebagai bahan dasar untuk membuat bumbu makanan seperti kari, memang sudah tidak asing lagi. Tetapi sadarkah Anda bahwa kunyit juga menyimpan manfaat tersembunyi terutama dalam mencegah penyakit demensia atau pikun?

Ya, sebuah riset terbaru mengindikasikan, mengonsumsi kari secara rutin dapat mengurangi risiko mengembangkan kondisi kesehatan yang terkait dengan penuaan seperti demensia.

Para ahli dari Linkoping University, Swedia, menyarankan, memasukkan kari ke dalam menu harian sebanyak sekali atau dua kali dalam seminggu cukup untuk menurunkan kemungkinan seseorang menderita demensia di kemudian hari. Peneliti berpendapat, kandungan tinggi kurkumin dalam kunyit berperan sangat penting dan merupakan agen utama yang mencegah terjadinya demensia.

Dalam risetnya, ilmuwan dari Swedia melakukan serangkaian percobaan ilmiah dan menguji manfaat potensial dari kurkumin pada lalat buah. Hasilnya sangat mengejutkan, karena ternyata lalat yang menerima beberapa dari kurkumin secara terus menerus memiliki usia hidup lebih lama (75 persen) ketimbang lalat yang tidak menerima pengobatan kurkumin.

Temuan ini dipublikasikan pada bulan Februari dalam journal PLoS One. Peneliti mengatakan bahwa temuan ini sekaligus menjadi penjelasan ilmiah mengapa risiko Alzheimer dan demensia sangat jarang terjadi di beberapa negara Asia.

Cara kerja
Para ilmuwan menggarisbawahi bahwa kurkumin tidak bisa memecah formasi plak amiloid - protein pada otak yang merusak sel saraf - namun memainkan peran penting dalam mempercepat pembangunan serat saraf. Senyawa dalam kurkumin juga dipercaya para ahli dapat mengurangi pembentukan oligomer, molekul berukuran sedang yang terbentuk di dalam serat saraf yang berbahaya untuk sel-sel saraf.

Prof Per Hammarstrom, salah satu pemimpin studi, mengatakan, sebenarnya ada sejumlah teori yang menjelaskan soal bagaimana cara kerja oligomer sehingga dapat menyebabkan proses degeneratif pada otak. Salah satunya, misalnya, terjebaknya oligomer di dalam serabut saraf sehingga merusak rangsangan sinyal yang datang dari otak.

Akibatnya, rangsangan sinyal menjadi terhambat, dan disinilah kurkumin bekerja dengan memperbaiki proses ini. Hammarstrom menambahkan bahwa masih ada banyak lagi manfaat kesehatan yang diperoleh dari kurkumin termasuk meningkatkan fungsi sistem pencernaan, menurunkan risiko masalah kardiovaskular seperti serangan jantung atau trombosis, serta sebagai obat penghilang rasa sakit alami.

source: kompas.com

Sabtu, 17 Maret 2012

Macam - Macam Varietas Beras

Ada berbagai type varietas
Uniknya varietas padi sawah ini menggunakan nama sungai

IR36, Cisadane, IR42, Cisokan, IR64, Dodokan, Ciliwung, IR66, Memberamo, Cibodas, Digul, Maros, Cilamaya Muncul, Way Apo Buru, Widas, Ciherang, Cisantana, tukad Petanu, Tukad Balian, Tukad Unda, Celebes, Kalimas, bondojudo, Silugonggo, Singkil, Sintanur, Konawe, Batang Gadis, Ciujung, Conde, Angke, Wera, Sunggal, Cigeulis, Luk Ulo, Cibogo, Batang Piaman, Batang Lembang, pepe, Logawa, Mekongga, Sarinah, aek Sibundong, Inpari 1,2,3,4, Inpari 5 Merawu, Inpari 6 Jete, Inpari 7 lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, Inpari 10 Laeya, Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13.
Varietas Beras Organik yang kita pakai adalah varietas GULABED yaitu sejenis ciherang tapi lebih pulen. bila dimasak nasinya begitu pulen, lebih berserat dan lebih padat. kandungan nasi yg kaya nutrisi sehingga makan dikit aja udah berasa kenyang....Gulabed ini begitu istimewa baik dari cita rasa ataupun dari varietasnya itu sendiri. Tak ada varietas organik ciherang yg nasinya begitu pulen seperti si Gulabed ini. hanya di Berasku organik anda bisa menjumpainya.
Nasi yang berserat sangat diperlukan oleh tubuh terlebih untuk kesehatan pencernaan.Berasku organik memberikan kekayaan nutrisi yang baik yang dibutuhkan oleh tubuh kita..


nantikan sambungannya okey :)

Jumat, 09 Maret 2012

MANFAAT BERAS ORGANIK UNTUK KESEHATAN

HARAPAN BARU
Kabar baik datang dari negeri kita tercinta Indonesia, yaitu beras Organic. Sekarang tidak perlu lagi khawatir untuk para diabetesi mengkonsumsi nasi putih yang enak dan pulen. Maupun bagi mereka yang peduli kesehatan untuk mengatasi maupun mencegah penyakit2 lainnya seperti kanker, jantung, kolesterol, autis, maag, atau untuk menuju kulit yang cantik dan sehat. Kita dapat memulai hidup sehat dengan makan makanan organik dari makanan pokok sehari-hari yaitu beras.

MENGAPA BERAS ORGANIK?
Nasi adalah makanan Terbanyak sehari-hari bagi sebagian besar orang Indonesia, dan nasi adalah makanan pokok yang tidak bisa digantikan oleh sumber karbohidrat lainnya. Nasi (beras) adalah 60% s/d 70% dari total pangan yang kita makan setiap hari bagi kebanyakan bangsa Indonesia.
Kandungan dan Keutamaan
Beras organik adalah beras dengan kandungan Indeks Glukemik rendah mengandung serat pangan dan serat larut yang tinggi sehingga tahan lebih lama di dalam lambung, sanggup meningkatkan kontrol metabolik dan melancarkan metabolisme serta memperbaiki sistem organ tubuh. Setelah dimasak nasi menjadi pulen, lembut, empuk, beraroma wangi, gurih, tidak cepat basi selama 3-4 hari bila tidak dihangatkan, 50 % mengandung anti oksidan yang sangat baik dalam menjaga kesehatan. Kaya akan kandungan vitamin dan mineral.

BAHAYA MAKANAN POKOK NON ORGANIK
Residu pestisida yang dikandung makanan non organik, secara jangka panjang dapat menyebabkan kanker, gangguan kelahiran, kerusakan hati dan ginjal, serta menyebabkan penyakit-penyakit degeneratif seperti halnya diabetes dan kanker. Dan menurut penelitian, pestisida yang digunakan saat ini jauh lebih beracun dibanding puluhan tahun lalu!! Bayangkan berapa milli gram unsur kimia yang masuk dalam tubuh kita setiap hari .????? Jadi sangat jelas beras sebagai makanan pokok terbanyak seharĂ­-hari sangatlah berpengaruh bagi kesehatan kita.

BAHAYA DIABETES DAN PENYAKIT DEGENERATIF LAINNYA
Diabetes melitus atau kencing manis, kini jadi penyakit yang semakin banyak diderita orang. Grafiknya meningkat tajam dari tahun ke tahun. Dan tidak lagi memandang usia penderita baik tua maupun muda. Penyebabnya lebih karena gaya hidup, makanan dan lingkungan. Apabila tidak dikendalikan sejak dini, diabetes menahun dapat mengakibatkan gagal ginjal, hipertensi, gangguan penglihatan, stroke, jantung koroner, bahkan kanker. Salah satu penyebab diabetes adalah mengkonsumsi nasi non organik yang tinggi kadar gulanya!! Namun tidak semua diabetisi sanggup mengikuti pola hidup baru yang disarankan dokter dan ahli Gizi, terutama bila diharuskan mengurangi porsi nasi. Penyakit kanker diderita oleh semakin banyak orang tiap tahunnya dan tidak lagi memandang usia penderita. Alangkah baiknya menjaga kesehatan dengan menjauhi sebaik mungkin residu atau bahan2 pengawet yang memicu kanker. Pencegahan lebih dini lebih baik seperti misalnya pada ibu hamil dan menyusui serta balita.

VERSUS OBAT
Jika terus mengkonsumsi & tergantung pada obat-obatan, maka akan terjadi reaksi kimiawi di tubuh yang berdampak negatif pada kinerja organ dan metabolisme. Maka kita harus mencari alternatif baru yang dapat mengurangi ketergantungan obat-obatan bagi penderita diabetes dan penyakit lainnya.


TESTIMONI
Julius ( Muara Angke Jakarta Barat ) "Sejak kecil saya menderita jantung. 2 minggu atau1 bulan sekali saya mesti kontrol ke dokter spesialis jantung. Biaya kontrol mencapai Rp. 800,000 hingga Rp. 1,5 juta. Kata dokter ahli gizi agar saya mengimbangi dengan konsumsi makanan sehat. Mendengar iklan di radio sonora bahwa ada produk beras organic. Saya kontak yang disebut dalam iklan radio sonora. 7 bulan selama saya konsumsi beras organik tersebut ada perubahan secara signifikan Hingga tubuh saya tiba - tiba terasa lebih nyaman. Kata dokter, bahwa saya kontrol hanya 3 bulan sekali. Itupun kalau kontrol biayanya semakin berkurang. karena hanya ceck-up saja cukup Rp. 100,000 karena tidak harus mengkonsumsi obat"
dr. Heri ( dokter Klinik Nusantara spesial Diabetes, Slipi Jakarta Barat ) "Setelah melakukan uji klinis di laboratorium saya, dan terbukti bahwa Beras Organic yang 100 % organik di mana unsur zat - zat yang mempunyai keseimbangan, maka semenjak itu saya berani membuat resep pada pasien saya dan saya rekomendasikan agar mengkonsumsi Beras Organik

source: organikrasse

Selasa, 06 Maret 2012

Waspadai Ciri Anak Yang Terkena Diabetes Tipe I dan II serta Cara Merawatnya


Faiz, anak lelaki berusia 6 tahun, tampak seperti anak-anak lain seusianya, lincah dan aktif bergerak. Tapi tahun lalu, ia sempat membuat kedua orang tuanya gelisah.
“Awalnya kami pikir tak masalah ketika dia mulai suka makan dan sering minum. Tapi, ketika berat badannya tetap 11 kilogram, perutnya membuncit, dan mulai sering ngompol, padahal sudah lama sekali tidak demikian, kami mulai khawatir,” kata M. Arif Novianto, ayah Faiz, dalam acara seminar media tentang deteksi dini diabetes pada anak, pekan lalu.
Arif sangsi ketika dokter mendiagnosis Faiz mengidap penyakit paru-paru. Arif setengah memaksa dokter untuk melakukan tes darah. “Dokter angkat tangan ketika hasil tes gula darah Faiz mencapai angka 270 sebelum makan dan 450 sesudah makan,” kata Arif, dalam acara yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan World Diabetes Foundation itu. Kadar gula darah yang aman adalah 100-140 mg/dl.
“Di keluarga besar sempat saling menyalahkan begitu disebut Faiz mengidap diabetes tipe I,” kata Arif. Padahal, menurut ahli endokrin anak dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), narasumber dalam acara tersebut, diabetes melitus tipe I (DM tipe I) tidak lagi patuh kepada aturan keturunan yang hanya terjadi pada 10 persen kasus. Penyakit metabolik ini sebagian diduga juga akibat penyakit autoimun, infeksi virus, sel pankreas yang rusak, atau tubuh tak lagi bisa memproduksi cukup insulin.

“Bahkan juga yang asimtomatik atau sebabnya tidak diketahui,” kata dr Aman, yang juga merawat Faiz. Aman merujuk pada pasien lainnya, Arman Maulana Azhar, 18 tahun, remaja pengidap DM tipe I yang didiagnosis sejak kelas V sekolah dasar.
DM tipe I adalah kelainan sistemik yang terjadi akibat gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronik, yakni terjadi kerusakan pada sel penghasil insulin di liur lambung atau pankreas yang bertugas menjaga keseimbangan gula darah.

Pada satu titik, menurut dr Aman, lebih penting mencari solusi bagaimana menangani anak-anak yang terpilih mengidap DM tipe I ini, sebagaimana halnya perhatian yang didapat anak-anak yang mengidap DM tipe II. “Sebab, jika yang tipe II masih ada obat yang bisa dikonsumsi, yang tipe I tergantung insulin saja,” kata dr Aman.

“Pemerintah bukannya tidak memperhatikan kebutuhan pengidap diabetes tipe I ini. Tapi kami juga berharap ada gerakan dari komunitas untuk ikut menangani masalah ini,” kata Dr Ekowati Rahajeng, SKM, MKes, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dalam sambutannya. “Menangani penyakit kronik memang berat bagi negara berkembang, seperti Indonesia, karena juga masih berhadapan dengan masalah penyakit infeksi,” kata dr Badriul Hegar, SpA(K), PhD, Ketua Umum Pengurus Pusat Dokter Anak Indonesia. Berdasarkan pendataan selama 2008-2010 Unit Kelompok Kerja Endiokrinologi Anak IDAI, sebanyak 674 anak mengidap DM tipe I di Indonesia.

Terlepas dari beratnya biaya yang harus dikeluarkan, dr Aman juga prihatin terhadap tingginya angka kesalahan dan keterlambatan diagnosis pada anak pengidap diabetes tipe I. Ini terjadi karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah soal DM tipe I. Selain kemungkinan terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi, anak pengidap DM tipe I bisa terserang ketoasidosis diabetikum.
“Seperti Faiz, Arman juga sempat mengalami ketoasidosis sehingga harus dirawat sampai enam kali,” kata dr Aman. Ketoasidosis adalah kondisi ketika kadar gula darah meningkat tak terkendali sehingga menyebabkan tubuh membentuk zat sampingan keton. Keton menyebabkan darah menjadi asam yang meracuni otak sehingga kesadaran pasien menghilang. Serangan awalnya mulai sesak napas, muntah-muntah, sakit perut, kerusakan ginjal, katarak, jantung, hingga koma dan kematian.
Seorang pengidap DM tipe I harus mengambil “rapor” tiga bulan sekali. “Selama pemeriksaan darah HbA1C, bisa bertahan di bawah angka delapan bisa dikatakan mereka hampir normal,” kata Aman. “Intinya, jangan sampai lupa mengecek kadar gula darah.”

Waspadai anak jika:
-Makan banyak tapi berat badan tak bertambah.
-Sering kehausan.
-Sering buang air kecil. Pada malam hari tiba-tiba sering mengompol, meski sebelumnya tidak pernah lagi sejak beranjak besar.
-Cepat lelah.
-Napas anak berbau aseton atau asam.
-Mudah terkena infeksi jamur pada kulit.
-Penglihatan kabur.
-Muntah dan sakit perut.
Empat pilar penanganan DM tipe I pada anak:
-Insulin dengan jumlah yang teratur dan terukur.
-Pengaturan pola makan, jenis, dan jumlahnya.
-Olahraga.
-Pemantauan rutin.
-Edukasi bagi anak, orang tua, keluarga, dan masyarakat di lingkungan anak.
 
Source: UTAMI WIDOWATI