Halaman

Senin, 30 Mei 2011

TERNYATA JAMUR DAN BERJALAN CEPAT EFEKTIF CEGAH PERKEMBANGAN KANKER PROSTAT

BERJALAN CEPAT
Menurut para peneliti Universitas California-San Francisco, berjalan cepat bisa menjadi penyelamat bagi pria dengan kanker prostat. Berjalan bukan sembarang berjalan, tapi dengan kecepatan tertentu. Setidaknya tiga jam sepekan berjalan cepat dapat menunda bahkan mencegah perkembangan penyakit kanker prostat. Namun para peneliti menegaskan, manfaat hanya bisa diperoleh pada pria yang berjalan cepat, bukan jalan dengan kecepatan rendah.

Kesimpulan didapat lewat penelitian terhadap 1.455 pria yang didiagnosis kanker prostat tapi belum mulai menyebar. Tingkat aktivitas fisik pasien dinilai lebih dari dua tahun setelah diagnosis dan pengobatan awal. Selanjutnya, para peneliti asal Amerika Serikat tersebut mencatat 117 kejadian pada pasien, termasuk kekambuhan penyakit, tumor tulang, dan kematian disebabkan oleh kanker prostat. Hasilnya, mereka menemukan bahwa pria yang berjalan minimal tiga jam sepekan memiliki 57 persen tingkat lebih rendah terhadap perkembangan penyakit kanker prostat dibandingkan pria yang berjalan perlahan untuk waktu yang lebih singkat.

"Tampaknya, pria yang berjalan cepat setelah diagnosis dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan penyakit mereka,” kata Erin Richman, pimpinan penelitian dari Universitas California, San Francisco.

“Manfaat dari berjalan benar-benar tergantung pada seberapa cepat Anda berjalan. Berjalan dengan kecepatan rendah tidak memiliki manfaat apapun. Berjalan adalah aktivitas yang bisa dilakukan semua orang dan harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mereka," imbuhnya, seperti dilansir Dailymail, Senin (30/5/2011).

Manfaat lain berjalan cepat
Temuan yang dilaporkan dalam jurnal Cancer Research ini memberikan bukti tambahan bahwa berjalan teratur dapat memerangi sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan beberapa jenis kanker. Ketika memelajari efek berjalan, para peneliti melakukannya pada pasien dengan kelebihan berat badan dan tidak termasuk pada mereka yang rajin beraktivitas fisik, seperti berlari, bersepeda, dan berenang. Nyatanya, jarak berjalan tidak memengaruhi temuan atau kurang terkait dengan perkembangan risiko kanker prostat. Para ilmuwan mengatakan, jalan cepat dapat menghambat penyebaran penyakit ini dalam beberapa cara.

Pertama, berjalan cepat membantu mengurangi tingkat sirkulasi hormon insulin, mengurangi zat kimia yang merangsang pertumbuhan kanker, dan metabolisme protein yang dikeluarkan oleh sel-sel lemak. Ketiga cara tersebut terbukti meningkatkan proliferasi (fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan/wikipedia) sel kanker prostat dan berkaitan dengan risiko penyakit lanjut atau fatal.

"Studi ini menawarkan bukti yang lebih baik daripada kebanyakan penelitian, di mana aktivitas fisik dapat memperlambat perkembangan kanker prostat,” kata Helen dr Rippon, Kepala Manajemen Penelitian Prostate Cancer Charity.
"Meskipun penelitian ini perlu diulang untuk memastikan hasilnya bisa diterapkan pada semua pria dengan kanker prostat, kita pasti akan menyarankan pria dengan penyakit tersebut untuk bergaya hidup sehat, termasuk jumlah aktivitas fisik yang baik," tambahnya.


JAMUR
Jamur yang digunakan di Asia untuk pengobatan sudah ditemukan 100 persen efektif dalam mengurangi perkembangan tumor prostat pada tikus selama percobaan awal. Seperti diberitakan Science Daily, penemuan itu berdasarkan riset di Queensland University of Technology (QUT). Senyawa, polysaccharopeptide (PSP), yang disuling dari jamur ekor kalkun, ditemukan untuk menyasar sel-sel induk prostat dan mengurangi pembentukan tumor pada tikus. Temuan itu berdasarkan pada artikel yang ditulis peneliti senior Dr Patrick Ling dalam jurnal online PLoS ONE, dipublikasikan oleh Public Library of Science. Dr Ling, dari Australian Prostate Cancer Research Centre-Queensland and Institute for Biomedical Health & Innovation (IHBI) di QUT, mengatakan hasilnya bisa menjadi langkah penting terhadap memerangi penyakit yang membunuh 3.000 pria Australia setiap tahun.

"Penemuan itu cukup signifikan," kata Dr Ling. "Apa yang kami inginkan untuk menunjukkan apakah senyawa itu bisa menghentikan tumor prostat di tempat pertama. Di masa lalu, penghambat lain yang dites dalam percobaan riset sudah menunjukkan efektif hingga 70 persen, tetapi kami melihat 100 persen tumor ini dicegah dalam mengembangkan PSP. Penting, kami tidak melihat efek samping apapun dari pengobatan ini."

Dr Ling mengatakan terapi biasa hanya efektif dalam menyerang sel-sel kanker tertentu, bukan sel-sel induk kanker, yang memicu kanker dan menyebabkan perkembangan penyakit. Selama percobaan riset, yang dilakukan dalam kolaborasi dengan University of Hong Kong dan Provital Pty Ltd, tikus transgenik yang mengembangkan tumor prostat diberi makan PSP selam 20 minggu, juga tidak ditemukan adanya tumor pada tikus yang diberi makan PSP, sedangkan tikus yang tidak diberi PSP mengembangkan tumor prostat. Dia mengatakan riset itu menunjukkan bahwa pengobatan PSP bisa benar-benar menghambat pembentukan tumor. "Penemuan kami mendukung bahwa PSP bisa berpotensi sebagai unsur pencegah melawan kanker prostat, kemungkinan melalui penargetan populasi sel induk kanker prostat," kata dia.

Dia mengatakan PSP sebelumnya menunjukkan memiliki sifat-sifatanti-kanker, dan jamur ekor kalkun (dikenal sebagai Coriolus versicolor atau Yun-zhi) sudah digunakan secara luas di Asia untuk pengobatan. Bagaimanapun, Dr Ling mengatakan itu pertama kalinya PSP ditunjukkan memiliki pengaruh sel induk anti-kanker. Meskipun jamur ekor kalkun memiliki sifat-sifat kesehatan bernilai, Dr Ling mengatakan tidak mungkin mendapat manfaat sama seperti yang ditunjukkan risetnya dari hanya makan jamur itu.

Penggalangan dana sudah diorganisir pada bulan September untuk mendukung tes lebih lanjut mengenai potensi dalam ilmu kesehatan dari PSP melawan tumor prostat baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan senyawa anti-kanker lain.

Sumber: okezone.com dan berita8.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar