Mari lanjutkan yang kemarin ngebahas masalah padi
Keanekaragaman tipe beras/nasi
Padi pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.
Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.
Padi wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.
Aspek budidaya
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.
* Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.
* Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.
* Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
* Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.
Hama dan penyakit
Hama-hama penting
* Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
* Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
* Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
* Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
* Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
* Lembing hijau (Nezara viridula)
* Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
* Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
* Lalat bibit (Arterigona exigua)
* Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
* Tikus sawah (Rattus argentiventer)
Penyakit-penyakit penting
* blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
* hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
Pengolahan gabah menjadi nasi
Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.
Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:
* sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
* bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan
* dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.
Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).
Produksi padi dan perdagangan dunia
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.
Produsen padi terbesar — 2005 (juta metrik ton)
* Republik Rakyat Cina = 185
* India = 129
* Indonesia = 54
* Bangladesh = 40
* Vietnam = 36
* Thailand = 27
* Myanmar = 25
* Pakistan = 18
* Filipina = 15
* Brasil = 13
* Jepang = 11
Total Dunia = 700
Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
Aspek budaya dan bahasa
Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya
* Padi ditanam tumbuh lalang
* Padi masak, jagung mengupih
* Bagai ayam mati di lumbung padi
Referensi
1. ^ Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta, 1984. Hal. 2503
2. ^ situs Gramene.org
3. ^ Focus 25, 2007
4. ^ Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes and classification of asian rice varieties. Theor. Appl. Genet. 74:21—30.
5. ^ a b Garris, A.J. (2004). "Genetic structure and diversity in Oryza sativa L.". Genetics 169: 1631-1638. doi:10.1534/genetics.104.035642.
6. ^ Zohary D., Hopf, M. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford University Press, Oxford.
selesai ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar