Halaman

Senin, 13 Agustus 2012

Kualitas Beras, Apa Itu?

Dalam bisnis beras, ada beberapa istilah kualitas beras, misalnya untuk premium, super, atau kualitas tinggi. Apa sebenarnya yang membedakan kualitas seperti itu? untuk orang umum, dibedakan dari kualitas beras biasanya didasarkan pada kinerja. Beras dengan warna lebih putih, biasanya dianggap lebih berkualitas. Demikian pula, kurang rusak dikategorikan kualitas yang lebih baik. Selain kecuali penampilan, kualitas beras juga dibedakan oleh kualitas masakan. Kualitas memasak sangat bergantung pada selera masyarakat.

Ada orang yang suka pulen (lembut), tetapi ada juga orang yang lebih memilih bahwa peradangan / keras. Bagi orang Jawa, yang umumnya lebih pulen. Sedangkan orang Sumatera yang lebih memilih peradangan. dengan demikian bagi masyarakat Jawa, pulen beras dianggap lebih baik dibandingkan dengan peradangan.

Bagi Indonesia, beras kualitas standar yang ditetapkan dalam SNI (Standar Nasional Indonesia), dimana diklasifikasikan dalam 5 (lima) kelompok, yaitu kualitas 1 sampai 5. Sebagai contoh untuk mutu ISO 3 sebagai berikut: Komponen derajat penggilingan minimal 95%; kelembaban maksimum 14%, butir kepala minimum78%; maksimal butir patah 20%, butir menir maksimum 2%, butir merah maksimum 2%, butir kuning / rusak maksimum 2%, kapur butir maksimum 2%, hal asing maksimum 0,02% dan butir gabah maksimal 1.

Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan persyaratan standar untuk stok nasional beras, melalui Instruksi Presiden. Berbasis Instruksi, standar beras yang dibeli pemerintah adalah meliputi minimal 95% tingkat penggilingan; maksimum 20% rusak, butir menir maksimum 2% dan maksimum kadar air 14%. Persyaratan kualitas beras yang ditetapkan oleh pemerintah bertujuan untuk stok pemerintah, sehingga persyaratan kadar air sangat penting. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan yang lama, kondisi laboratorium kadar air maksimum 14%. Jika persyaratan kualitas tidak terpenuhi, nasi cepat akan menurun kualitasnya.

Oleh karena itu, ada perbedaan dalam memahami kualitas beras oleh masyarakat untuk beras di pasar dengan bersama kualitas beras pemerintah dibeli. untuk beras di pasar, persyaratan kadar air tidak diperdebatkan, penampilan penting dan rasa. Sementara persyaratan pemerintah, faktor-faktor teknis seperti kadar air, butir patah dan menir sangat menentukan, sementara faktor rasa tidak diperdebatkan.

untuk standar internasional adalah persyaratan yang lebih ketat seperti patah tulang dan butir patah kecil, biji-bijian, gandum merah, gandum kuning, kapur, gandum kerusakan, beras ketan dicampur, gandum hitam. Jadi kita perlu lebih hati-hati apabila akan melakukan bisnis beras, karena perbedaan dalam pemahaman tentang kualitas beras. Kualitas beras standar yang akan digunakan sebagai referensi harus dipahami sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar